Jakarta, 11 Oktober 2025 — Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan perombakan (reshuffle) kabinet pada Jumat pagi di Istana Negara. Langkah ini diambil untuk memperkuat kinerja pemerintah menjelang akhir masa jabatan dan menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin berat.
Dalam reshuffle kali ini, terdapat tiga menteri baru dan dua wakil menteri yang dilantik. Posisi strategis yang mengalami perubahan antara lain Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa perombakan kabinet ini merupakan bagian dari evaluasi rutin untuk memastikan program prioritas nasional berjalan efektif.
“Kita butuh percepatan di sektor ekonomi dan komunikasi publik. Saya ingin tim yang lebih solid, responsif terhadap tantangan, dan fokus pada kesejahteraan rakyat,” ujar Presiden dalam pidato pelantikan di Jakarta.
Pergantian menteri ini juga dinilai sebagai upaya menjaga stabilitas politik di tengah dinamika koalisi partai menjelang tahun politik 2029. Sejumlah pengamat menilai langkah ini sebagai strategi memperkuat dukungan partai-partai pendukung pemerintah.
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Dr. Arief Wibowo, menilai reshuffle kali ini memiliki dua tujuan utama.
“Pertama, untuk memastikan kesinambungan program ekonomi dan investasi; kedua, untuk menjaga keseimbangan kekuatan politik di dalam kabinet,” katanya.
Sementara itu, partai-partai di luar koalisi menyambut langkah ini dengan hati-hati. Mereka berharap perombakan kabinet tidak hanya bernuansa politik, tetapi juga berorientasi pada peningkatan pelayanan publik.
“Kami berharap kabinet baru lebih fokus bekerja, bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan,” ujar salah satu anggota DPR dari Fraksi Oposisi.
Dengan reshuffle ini, pemerintah berharap dapat mempercepat realisasi proyek strategis nasional dan meningkatkan kepercayaan publik menjelang tahun terakhir pemerintahan Jokowi.
