Jakarta, 11 Oktober 2025 — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah Indonesia menjelang musim hujan. Hingga awal Oktober 2025, tercatat lebih dari 82.000 kasus DBD secara nasional, meningkat sekitar 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Siti Rahmawati, mengatakan peningkatan ini disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrem dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Curah hujan tinggi menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Kami mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan 3M Plus — Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas — agar rantai penularan dapat diputus,” ujar dr. Siti dalam konferensi pers, Jumat (11/10).
Beberapa provinsi dengan kasus tertinggi antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Di wilayah tersebut, sejumlah rumah sakit mulai meningkatkan kapasitas tempat tidur dan stok cairan infus untuk mengantisipasi lonjakan pasien.
Selain upaya pencegahan, Kemenkes juga terus memperluas program vaksinasi DBD yang telah mulai diterapkan sejak awal tahun 2025 di beberapa kota besar.
“Vaksin DBD menjadi salah satu langkah penting untuk menekan angka kematian, terutama pada anak-anak usia sekolah dasar,” tambahnya.
Ahli epidemiologi Universitas Airlangga, Dr. Bambang Prasetyo, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat dalam pengendalian DBD.
“Tanpa peran aktif masyarakat, program pencegahan akan sulit berhasil. Edukasi dan pemberantasan sarang nyamuk harus menjadi kegiatan rutin, bukan hanya saat kasus meningkat,” ujarnya.
Kemenkes mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam tinggi mendadak, nyeri otot, dan muncul bintik merah pada kulit, yang merupakan gejala awal DBD.